BERLIBUR KE NEGERI DAWET AYU
Akhirnya setelah sekian lama bisa ngedit tulisan ini juga *LOL
Pengen mosting nih blogger, tapi lagi lelah. Kapan-kapan diedit deh*LOL. Ini perjalanan backpaker yang ke berapa ya? gak ngerti deh, tapi kalo selama kuliah, baru kali ini lagi kayanya ngetrip.
Liburan sebulan ganti semester ini, Saya dan Tata berencana untuk liburan di rumah Okti yang kebetulan rumahnya di Banjarnegara, Jawa Tengah.
FYI, ceritanya Tata ini jarang banget pergi naek angkot, jadi selama perjalanan dia udah was-was yang macem-macem. Lucu. Dan selama perjalanan saya tertidur, karena saya memang hobi tidur dan gampang tertidur tapi sering insomnia, 65% waktu diperjalanan saya habiskan untuk tidur dan bangun-bangun pun langsung makan morling, biting, molen karena sebelum berangkat saya hanya sarapan donat syukurannya Bu Iis yang baru aja selesai S2.
Sampai di Magelang, kita lanjut lagi perjalanan Magelang-Wonosobo pakai bus antar kota. Biayanya sebesar Rp 14000,- perorang. Selama perjalanan Magelang-Wonosobo, ketika melewati wilayah Temanggung, ternyata di kiri kanan sepanjang bus melaju adalah tanaman Tembakau. Jujur saat itu baunya menyengat, dan saya baru tahu kalau wangi Tembakau seperti itu. Entah kenapa selama perjalanan lagi-lagi saya tertidur. Namun kali ini berbeda, rasanya seperti sedang berada di sauna, bangun-bangun keringetan seperti kran bocor *LOL. Akhirnya sesampainya di terminal Wonosobo pun kami bertiga turun dan melanjutkan perjalanan ke Banjarnegara masih dengan angkot yang biayanya per orang Rp 6000,-. Kata Okti sih harusnya goceng aja.
Destinasi Pertama; Alun-Alun Banjarnegara
Tidak lama dari terminal, akhirnya kita sampai di alun-alun Banjarnegara dan langsung mengisi perut dengan batagor seharga 4000 rupiah dan es buah 6000. Gak usah mahal-mahal, yang penting nikmat dan mengenyangkan. Sayangnya waktu di alun-alun yang belum sempat saya lakukan sampai saat ini adalah foto bersama patung Mas-Mas Penjual Dawet Ayu. Sing dodol ganteng, ning dodolane Dawet Ayu. Hehe . . .Doc. Pribadi |
Setelah makan, kami bertemu dengan beberapa teman Okti dan pacar Okti (yang sekarang sah menjadi suaminya Okti). Sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah Okti, Saya dan Tata pergi ke Masjid alun-alun untuk sholat terlebih dahulu.
Doc. Pribadi |
Usai sholat, kami langsung naik mikrolet ke rumah Okti di desa Wanadadi hanya dengan membayar sebanyak Rp 2000 (kalau sekarang cuma bisa buat bayar kang parkir kali yah, wkwk). Saya pikir setelah naik angkot jalan sebentar sudah bisa sampai ke tempat tujuan, eh ternyata setelah sampai di desa yang dituju kami harus berjalan kaki kira-kira jarak tempuh sekitar 3 km *LOL. Karena sudah merasa lelah perjalanan dari pagi, akhirnya kami memutuskan untuk naik becak untuk bertiga. Cukup membayar 5000 rupiah daripada naik dokar per orangnya 3000 rupiah, di kali 3 jadi 9000. Dasar ngirit! *LOL
Destinasi Kedua; Waduk Mrica
Senang sekali ketika sampai di rumah Okti kami langsung diajak untuk memetik buah Rambutan yang sedang panen. Warga di sana menyebutnya Ace. Setelah cukup puas memetik dan memakan buah rambutan, akhirnya kami bisa istirahat sejenak kemudian wisata selfie di Waduk Mrica. Jujur aja, aslinya lelah sekali karena kami berangkat dari pagi dengan naik turun bis yang jalannya ugal-ugalan, tetapi pas melihat pemandangan waduk, waaaaawwww, we forget that and we got wefie so much.
Doc. Pribadi |
Doc. Pribadi |
Destinasi Ketiga; SYSC (Surya Yudha Sport Center)
Puas berwisata swafoto, akhirnya kami memutuskan untuk pulang, istirahat, sholat, dan makan. Kami sempat ingin pergi ke Dieng, hanya saja cuaca saat itu sedang tidak mendukung meskipun tidak hujan setiap hari sih sebenarnya. Hanya saja jarak tempuh ke Dieng juga cukup jauh, jadi kami memutuskan destinasi selanjutnya ke Surya Yudha Sport Center.Di SYSC ini kami hanya berenang. Sebenarnya ingin ke Wabong, namun karena saat itu Wabong tidak masuk ke daftar kategori liburan hemat dadakan ini, maka kami memutuskan pergi ke SYSC, toh sama-sama ada ombak buatannya juga kok. Hahahahaha... Masuk ke SYSC per orangnya dikenai biaya dua puluh ribu rupiah sedangkan untuk penyewaan loker atau pun keranjang untuk barang-barang dikenai biaya tambahan. Untuk keranjang 2000 rupiah dan untuk loker 5000 rupiah. Jujur pas ke SYSC rasanya masih ngantuk, ya karena perjalanan sebelumnya kali ya. Selain itu saya juga sempat harus mengirim email dulu ke panitia lomba yang diadakan oleh AQUA, yah siapa tau rejeki, ehehhe.
Karena ngantuk juga, akhirnya kami telat dan harus menunggu dokar dan oplet yang datangnya entah kapan. Setelah dokar datang, kami segera berangkat dan disuguhi pemandangan bukit-bukit yang salah satunya adalah dataran tinggi Dieng. Akhirnya sampai di tempat pengkolan oplet, oplet yang datang pun cukup berdesak-desakan tapi mau bagaimana lagi, akhirnya kami naik oplet tersebut daripada hari semakin siang kan? Waw mantul pokoknya :)
Doc. Pribadi |
Doc. Pribadi |
Doc. Pribadi Naik Dokar |
Doc. Pribadi Di dalam Oplet |
Setelah puas berenang, akhirnya kami mencari oleh-oleh khas Banjarnegara, kata Okti sih Combro Kering, harganaya sekitar 7500an. Kami pun mencarinya di pasar Jl. Veteran dan setelah itu beristirahat untuk sekedar nyemil kripik singkong di Taman Kota Banjar. Akhirnya liburan kami yang super hemat dan singkat ini usai sudah. Sebenarnya masih banyak destinasi wisata di Banjarnegara yang belum sempat kami kunjungi seperti Monumen Uang, Kebun Binatang Seruling Mas, Air Terjun Tujuh Rupa. Tetapi waktu kami terbatas. Mungkin lain kali. Sekian cerita tentang liburan kali ini. Silahkan tinggalkan jejak terbaik di kolom komentar ya :)
Doc. Pribadi Taman Kota Banjarnegara |
Doc. Pribadi Pulang naik Shuttle Sumber Alam |
Wahh baca artikel ini jadi kangen liburan.
BalasHapusSemoga pandemi segera pergi menjauh deh, biar kita semua bisa ngetrip sebebasnya, tanpa perlu mikir ini itu :D