PENCEMARAN Pb TERHADAP KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Budayakan mencantumkan referensi pada daftar pustaka, terima kasih.
MAKALAH TOKSIKOLOGI PENCEMARAN Pb TERHADAP KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah toksikologi
Disusun oleh :
Arisda
Fajrin (P07133212031)
Dwi
Larasati (P07133212039)
Karimah
Iffia Rahman (P07133212050)
Nina
Novia (P07133212057)
Sugiarto
Sungkan R (P07133212067)
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN YOGYAKARTA
KESEHATAN
LINGKUNGAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat-Nya, sehingga makalah toksikologi dapat selesai tepat waktu.
Terwujudnya makalah toksikologi tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak maka kami mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada :
1.
Tuntas Bagyono SKM, M.Kes selaku ketua
jurusan kesehatan lingkungan
2.
Haryono selaku pengampu mata kuliah
toksikologi.
3.
Ayah dan ibu tercinta yang selalu
memberi motivasi dan bantuan baik secara moril maupun spiritual.
4.
Semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah bahasa Indonesia ini.
Kami sadar bahwa makalah toksikologi
ini belum sempurna, masih banyak terdapat berbagai kekurangan di sana-sini, masih
membutuhkan bantuan yang dapat menyempurnakan makalah ini, untuk itu kami
sangat mengharap kritik saran yang membangun.
Demikian yang dapat kami tulis, kami
berharap makalah toksikologi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta pada umumnya dan bagi mahasiswa jurusan kesehatan
lingkungan.
Yogyakarta,
21 Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian toksikologi timbal (Pb)
2. Rumus unsur kimia Pb
3. Sifat-sifat logam timbal (Pb)
4. Penggunaan timbal bagi kehidupan
manusia
5. Bahaya timbal bagi lingkungan dan
masyarakat
6. Upaya pencegahan penyebaran timbal
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pencemaran lingkungan oleh mikroba
patogen dan bahan kimia toksik yang menyebabkan penyakit dan toksisitas pada
makhluk hidup termasuk manusia, dewasa ini menjadi isu yang sangat penting.
Pabrik, usaha pemurnian logam dan semua kegiataan usaha yang menyebabkan
pencemaran dan berakibat buruk terhadap kesehatan penduduk sekitarnya
dikategorikan pelaku tindak pidana kejahatan. Sehingga petugas penegak hukum
atau seorang ahli farmasi forensik dilibatkan dalam penyidikan kasus pencemaran
lingkungan ini (Darmono, 2008).
Timbal merupakan satu unsur logam
berat yang lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya.
Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, pemaparan maupun
saluran pencernaan. Lebih kurang 90 % partikel timbal dalam asap atau debu
halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan. Penyerapan di usus mencapai
5-15 % pada orang dewasa. Pada anak-anak lebih tinggi yaitu 40 % dan akan
menjadi lebih tinggi lagi apabila si anak kekurangan kalsium, zat besi dan zinc
dalam tubuhnya.
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh
asap buangan pabrik dan pencemaran air permukaan yang disebabkan limbah cair
dari pabrik, begitu juga pencemaran air tanah akan menimbulkan dampak negatif
bagi penduduk di sekitarnya. Pencemaran tersebut akan terbukti dengan analisis limbah pabrik tersebut dan
dapat diamati dari kondisi gejala yang terjadi pada penduduk sekitarnya
(Darmono, 2008).
Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor
dapat membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh
manussia setiap hari akan diserap, disimpan, dan kemudian ditampung dalam
darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang mempengarui sifat-sifat Pb
di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalanya tetra ethil Pb segera dapat
terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik di absorbsi
terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb
utama di dalam tubuh (bplhdjabar.go.id, 2009).
Selain mengakibatkan pencemaran udara
efek Pb dapat menyerang ibu hamil. Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS,
sistem syaraf janin yang perkembang rentan pada racun timbal. Racun syaraf
diamati pada anak dari wanita yang terpapar karena kemampuan timbal melintas
halangan plasenta dan menyebabkan cacat syaraf janin. Masalah khusus wanita
hamil adalah penumpukan timbal di tulang di lepaskan ke darah saat hamil.
Beberapa studi memberi bukti ibu hamil yang terkena paparan timbal walaupun
sedikit dapat mengakibatkan gangguan intelektual dan perubahan perilaku pada
anak (Educationmade.blogspot.com, 2011).
Walaupun pengaruh toksisitas akut agak jarang di jumpai,
tetapi pengaruh toksisitas kronis paling sering di temukan. Pengaruh toksisitas
kronis ini sering di jumpai pada pekerja di pertambangan dan pabrik pemurnian
logam, pabrik mobil (proses pengecatan), penyimpanan baterai, percetakan,
lapisan logam dan pengecatan sistem semprot.
B. Rumusan
masalah
1. Pengertian Toksikologi Pb?
2. Bagaimana rumus unsur kimia Pb?
3. Bagaimana
sifat, dan penggunaan Pb dalam kehidupan manusia?
4. Apa saja bahaya Pb di
lingkungan sekitar
dan manusia?
5. Bagaimana upaya pencegahan penyebaran Pb pada lingkungan Pb?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
toksikologi Pb.
2. Untuk mengetahui rumus unsur kimia
Pb.
3. Untuk
mengetahui sifat, dan penggunaan Pb dalam kehidupan manusia.
4. Untuk
mengetahui bahaya Pb di
lingkungan sekitar
dan manusia.
5. Untuk
mengetahui cara
pencegahan penyebaran Pb.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Toksikologi Timbal ( Pb)
Timbal atau
dalam keseharian lebih
dikenal dengan
nama timah hitam,
dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum, dan logam ini
disimbolkan dengan Pb. Penyebaran
logam timbal di bumi sangat sedikit. Jumlah timbal yang terdapat di seluruh lapisan bumi
hanyalah 0,0002% dari jumlah seluruh kerak bumi. Jumlah ini
sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kendungan logam berat lainnya
yang ada di bumi.
Timbal
adalah bahan yang dapat meracuni lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh
sistem di dalam tubuh. Pada anak-anak, timbal menurunkan tingkat kecerdasan,
pertumbuhan, dan pendengaran, menyebabkan anemia dan dapat menimbulkan gangguan
pemusatan perhatian dan gangguan tingkah laku. Pemaparan yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan otak yang parah atau kematian.
Sumber
timbal ada di cat, pabrik, air, tanah, udara, makanan, minuman, dan peralatan
dapur serta keramik yang dipoles, obat-obat tradisional.Gejala keracunan
timbal: gejala penyakit yang timbul setelah mencerna, menghisap dan menghirup
timbal. Keracunan timbal ada beberapa yaitu akut, subakut dan kronis. Nilai
ambang toksisitas timbal adalah 0,2 miligram/m3.
Toksikologi Timbal adalah logam
toksik yang bersifat kumulatif sehingga mekanisme toksisitasnya dibedakan
menurut beberapa organ yang di pengaruhi antara lain :
a) Sistem
Hemopoietik :Pb
menghambat system pembentukan hemoglobin sehingga menyebabkan anemia
b) Sistem
syaraf pusat dan tepi :Dapat
menyebabkangangguan ensefalopati dan gejala gangguan syaraf perifer
c) Sistem
Ginjal :Dapat
menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glukosuria, nefropati, fibrosis, atrofi
glomerular
d) Sistem
Gastro-intestinal :Menyebabkan
kolik dan konstipasi
e) Sistem
Kardiovaskuler :Menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler
pembuluh darah
f) Sistem
Reproduksi :
Dapat menyebabkan kematian janin waktu melahirkan pada wanita serta hipospermi
dan teratospermia pada pria
g) Sistem
Indokrin :
Mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal
B. Rumus Unsur Kimia Pb
Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu (sekitar 6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat
diberbagai belahan bumi, selain itu timbal mudah di ekstraksi dan mudah
dikelola. Unsur ini telah lama diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para
alkemi mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan diasosiasikan dengan
planet Saturnus. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di bumi.
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Lead” dengan
simbol kimia “Pb”. Simbol ini berasal dari nama latin timbal yaitu “Plumbum”
yang artinya logam lunak. Timbal memiliki warna putih kebiruan yang terlihat
ketika logam Pb dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi
putih kotor atau abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut
terekspos oleh udara.
Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Dengan
nomor atom 82 maka timbal memiliki konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d10
6s2 6p2 dengan jumlah elektron tiap selnya adalah 2, 8,
18, 32, 18, 4. Timbal berada pada golongan IVA (14) bersama dengan C, Si, Ge,
dan Sn, periode 6 dan berada pada blok s.
a) Timbal (II) Klorida (PbCl2)
PbCl2 merupakan salah
satu reagen berbasis timbal yang sangat penting disebabkan dari senyawa ini
dapat dibuat berbagai macam senyawa timbal. Banyak digunakan sebagai bahan
untuk mensintesis timbal titanat dan barium-timbaltitanat, untuk produksi kaca
yang menstransimisikan inframerah, dipakai untuk memproduksi kaca ornament,
untuk bahan cat dan sebagainya. PbCl2 dibuat dari beberapa metode
yaitu dengan proses pengendapan senyawa Pb2+ dengan garam klorida,
atau dengan mereaksikan PbO2 dengan HCl.
PbO2 (s) + 4 HCl
PbCl2
(s) + Cl2 + 2 H2O
Atau
dibuat dari logam Pb yang direaksikan dengan gas Cl2
Pb + Cl2
PbCl2
PbO2
Nama kimianya adalah Plumbi oksida atau Timbal (IV) oksida
merupakan oksida timbal dengan biloks 4. PbO2 ada dialam sebagai
mineral plattnerite. PbO2 bersifat amfoter dimana dapat larut dalam
asam maupun basa. Jika dilarutkan dalam basa kuat akan terbentuk ion plumbat
dengan rumus Pb(OH)62-. Dalam kondisi asam maka biasanya
tereduksi menjadi ion Pb2+. Ion Pb4+ tidak pernah
ditemukan dalam larutan. Penggunaan PbO2 yang utama adalah sebagai
katoda dalam accu.
b) Timbal tetroksida (Pb3O4)
Dikenal dengan nama timbal tetroksida, minium, atau
triplumbi tetroksida. Berupa zat padat berwarna merah atau jingga. Rumus umumnya
adalah Pb3O4 atau 2PbO.PbO2. Memiliki titik
leleh 500oC dimana pada suhu ini Pb3O4
terdekomposisi menjadi PbO dan oksigen. Pb3O4 ini banyak
dipergunakan oleh industri penghasil baterai, kaca timbal, dan cat anti korosi.
Senyawa timbal ini tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam HCl, asam
asetat glacial, dan campuran antara asam nitrat dan hidrogen
peroksida. Pb3O4 dibuat dari proses kalsinasi dari PbO2 dengan
kehadiran oksigen pada suhu 450-4800C.
c) Timbal (II) Nitrat
Memiliki rumus kimia Pb(NO3)2.
Timbal(II) nitrat umumnya merupakan kristal yang tidak berwarna atau berbentuk
bubuk putih, dibandingkan dengan garam timbal yang lain maka gram timbal ini
sangat mudah larut dalam air. Timbal(II) nitrat sangat bersifat racun terhadap
manusia dan merupakan oksidator.
Cara membuat timbal nitrat adalah dengan melarutkan logam Pb
pada larutan asam nitrat atau dengan melarutkan PbO dalam asam nitrat.
3
Pb (s) + 8 H+ (aq) + 2 NO3 (aq)
3 Pb2+ (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O (l)
PbO
(s) + 2 H+ (aq) Pb2+ (aq) + H2O
(l)
Larutan
Pb(NO3)2 bereaksi dengan KI mebentuk PbI2 yang
berwarna kuning. Intensitas warna kuning ini tergantung dari banyaknya jumlah
reaktan yang digunakan.
Pb(NO3)2
(s) + 2 KI (s) PbI2 (s) + 2 KNO3 (s)
C. Sifat-Sifat Logam
Timbal (Pb)
Timbal atau
Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam, hal ini merupakan anomali
karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni Karbon dan Silikon bersifat
non-logam. Di alam, timbal ditemukan dalam mineral Galena (PbS), Anglesit (PbSO4
) dan Kerusit (PbCO3), juga dalam keadaan bebas. Memiliki sifat
khusus seperti dibawah ini, yakni:
1. Berwarna putih kebiru-biruan dan
mengkilap.
2. Lunak sehingga sangat mudah ditempa.
3. Tahan asam, karat dan bereaksi
dengan basa kuat.
4. Daya hantar listrik kurang baik.
(Konduktor yang buruk)
5. Massa atom relative 207,2
6. Memiliki Valensi 2 dan 4.
7. Tahan Radiasi
Selain sifat khusus di atas, timbal memiliki sifat kimia seperti berikut:
Sifat Kimia
a) Bilangan oksidasi : 4,2,-4
b) Elektronegativitas : 2,33 (skala pauli)
c) Energi ionisasi
1
: 715,6 kJ/mol
d) Energi ionisasi
2
: 1450,5 kJ/mol
e) Energi ionisasi
3
: 3081,5 kJ/mol
f) Jari-jari
atom
: 175 pm
g) Radius ikatan
kovalen
: 146 pm
h) Jari-jari Van Der
Waals : 202 pm
i)
Struktur Krista
l
: kubik berpusat muka
j)
Sifat kemagnetan
: diamagnetik
k) Resistifitas
termal
: 208 nohm.m
l)
Konduktifitas
termal
: 35,3 W/mK
m) Timbal larut dalam beberapa asam
n) Bereaksi secara cepat dengan halogen
o) Bereaksi lambat dengan alkali dingin
tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas menghasilkan plumbit.
Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia yaitu tidak
reaktif, ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar – 0,13 V. Kereaktifan
yang rendah ini dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen, dan
juga dalam beberapa hal tidak terlarutkan oleh H2SO4
pekat dan HCl pekat.
D.
Penggunaan Timbal Bagi Kehidupan Manusia
Timbal dan persenyawaannya banyak
digunakan dalam berbagai bidang. Dalam industri baterai, timbal digunakan
sebagai grid yang meruapakan alloy
(suatu persenyawaan) dengan logam bismut (Pb-Bi) dengan perbandingan 93:7.
Timbal oksida (PbO4) dan logam timbal dalam industri baterai
digunakan sebagai bahan yang aktif dalam pengaliran arus elektron. Kemampuan
timbal dalam membentuk alloy dengan banyak logam lain telah dimanfaatkan untuk meningkatkan
sifat metalurgi dari logam ini dalam penerapan yang sangat luas. Kemampuan Pb
untuk berikatan dengan atom N (nitrogen) untuk membentuk senyawa azida. Senyawa
ini meruakan suatu jenis senyawa mempunyai kemampuan ledakan dengan pencaran energi yang besar. Karena
itu, senyawa azida banyak digunakan sebagai denator (bahan peledak).
Bentuk-bentuk dari persenyawaan yang
dibentuk oleh Pb dengan unsur kimia lainnya, serta fungsi dari bentuk
persenyawaan tersebut apat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Bentuk Persenyawaan Pb dan Kegunaannya
Bentuk
Persenyawaan
|
Kegunaan
|
Pb + Sb
|
Kabel telepon
|
Pb + As + Sn +Bi
|
Kbel listrik
|
Pb + Ni
|
Senyawa azida untuk bahan peledak
|
Pb + Cr + Mo+ Cl
|
Untuk pewarnaan pada cat
|
Pb – asetat
|
Pengkilapan keramik & Bahan anti api
|
Pb + Te
|
Pembangkit listrik tenaga panas
|
Tetrametil – Pb & Tetraetil – Pb
|
Aditive untuk bahan bakar kendaraan bermotor
|
E.
Bahaya Timbal (Pb) Bagi Lingkungan Dan Manusia
1.
Bahaya
Pb bagi lingkungan :
a)
Di Udara.
Komponen lingkungan
mempunyai konsentrasi kadar timbal yang
tinggi dan harus diwaspadai adalah udara.
Hasil pengukuran yang dilakukan oleh Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (Bapedal) Daerah Provinsi
Sumatera Utara pada tanggal 3 Februari 2003 menunjukkan
hasil bahwa kadar timbal di udara ambien (bebas) Kota Medan
adalah sebesar 3,5 μg/Nm3. Angka
ini telah melebihi
baku mutu udara ambien untuk timbal,
yaitu sebesar 2,0 μg/Nm3 berdasarkan PP RI No. 41 Tahun 1999 (Anonimous, 2000).
Kendaraan bermotor memberikan kontribusi terbesar dalam
menyumbang timbal di udara. Sebagai ilustrasi,
jumlah kendaraan bermotor roda empat di kota Medan mengalami peningkatan sebesar 6,4% dan kendaraan roda dua mengalami
peningkatan sebesar 13,03% dari
tahun sebelumnya. Pada tahun 2001 jumlah
kendaraan roda empat yang terdaftar sebanyak 220..245 buah
dan kendaraan roda dua sebanyak
493.896 buah. Pada tahun 2002 jumlah kendaraan roda empat
yang terdaftar 234..295 buah dan kendaraan roda dua sebanyak 558.236
(BPS,2002). Jumlah ini terus
meningkat sampai hari ini, yang artinya kadar timbal di udara
juga terus meningkat.
Kandungan senyawa Pb dalam berbagai
ikatan yang ada dalam asap kendaraan bermotor dapat dilihat dalam tabel 1.2
berikut :
Tabel 1.2
Kandungan Senyawa Pb Dalam Gas Buangan
Kendaraan Bermotor
Senyawa Pb
(%)
|
0 jam
|
18 jam
|
PbBrCl
|
32,0
|
12,0
|
PbBrCl. 2PbO
|
31,4
|
1,6
|
PbCl2
|
10,7
|
8,3
|
Pb(OH)Cl
|
7,7
|
7,2
|
PbBr2
|
5,5
|
0,5
|
PbCl2. 2PbO
|
5,2
|
5,6
|
Pb(OH)Br
|
2,2
|
0,1
|
PbOx
|
2,2
|
21,2
|
PbCO3
|
1,2
|
13,8
|
PbBr2. 2PbO
|
1,1
|
0,1
|
PbCO3. 2PbO
|
1,0
|
29,6
|
Partikel timbal yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor berukuran 0,02–1,00 µm, dengan
masa tinggal di udara mencapai 4–40
hari. Partikel yang sangat kecil ini
memungkinkan timbal terhirup dan masuk sampai ke paru-paru. Timbal dalam bentuk gas akan masuk ke dalam tubuh dan dapat
terikat di dalam darah.
Hasil tes darah yang dilakukan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) provinsi Jawa Timur dan Balai Laboratorium Kesehatan
(BLK) Surabaya pada bulan Juni 2001 menunjukkan bahwa dari 85 orang
yang di tes darahnya, sebanyak 45 orang atau 50% lebih
mempunyai kadar timbal yang tinggi didalam darahnya. Angka pencemaran paling tinggi adalah pada anak jalanan, yaitu 600 μg/l darah hingga 680 μg/l darah.
Batas normal timbal dalam darah
adalah 400 μg/l darah (Anonimous, 2001).
b)
Di Air
Sumber utama adanya timbal di air
berasal dari pembuangan limbah yang mengandung timbal. Salah satu industri yang dalam air limbahnya mengandung timbal adalah industri aki penyimpanan dimobil, dimana elektrodanya mengandung
93% timbal dalam bentuk timbal oksida (PbO2).Public Health Service Amerika Serikat menetapkan bahwa sumber-sumber air untuk masyarakat tidak
boleh mengandung timbal lebih dari 0,05 mg/L, sedangkan WHO menetapkan batas timbal didalam air sebesar 0,1 mg/L. Dalam mengkontaminasi sumber air, hampir semua timbal terdapat dalam sedimen,
dan sebagian lagi larut dalam air (Fardiaz,2001). Menurut Mukono (2002) di Amerika Serikat ditemukan kadar timbale dalam air minum mencapai 50 µg/l yang disebabkan
oleh pemakaian tendon dan pipa air minum yang berlapiskan timbal. Indonesia juga mempunyai nilai ambang batas timbal untuk air bersih dan air minum berdasarkan Permenkes RI No.
416
tahun 1990 yaitu sebesar 0,05 mg/l.
Timbal yang ada di dalam air dapat masuk
ke dalam organism di perairan,
dan jika air tersebut merupakan sumber
air konsumsi masyarakat maka timbal tersebut
tentunya akan masuk ke dalam tubuh manusia. Baku mutu timbal di perairan berdasarkan PP No. 20 tahun 1990 adalah 0,1 mg/l.
Pada analisa kandungan
timbal dalam tumbuhan
air didapatkan 13,0 mg/kg timbal pada pajanan 10 μg/l. Akar tumbuhan mengandung
2,5 kali lebih tinggi dari batang.
Air yang mengandung timbal, jika digunakan untuk menyiram tanaman akan menimbulkan risiko masuknya timbal ke dalam tanaman. Hasil penelitian pemanfaatan air Sungai Bengawan Solo yang
mengandung timbal yang digunakan untuk mengairi sawah, ternyata
terdapat timbal dalam padi hasil panen sebesar 13,57 mg/kg (Diponegoro, 1997). Demikian
juga hasil penelitian
Naria (1999) menemukan bahwa pada kandungan timbal tanaman pada umur 26 hari setelah
tanam adalah 1,98 ppm untuk bayam
2,72 ppm untuk selada, dan
1,80 ppm untuk kangkung.
Tanaman tersebut setiap hari disiram dengan air sungai
yang masuknya timbal kedalam tanaman tersebut berarti munculnya risiko kesehatan pada manusia ketika mengkonsumsi tanaman tersebut.
c) Di Tanah
Keberadaan timbal didalam
tanah dapat berasal dari emisi kendaraan bermotor, di mana partikel timbale yang terlepas ke udara, secara alami dengan adanya gaya gravitasi, maka timbal tersebut akan turun ke tanah.
Kandungan timbal dalam tanah bervariasi misalnya karena kepadatan lalu lintas,
jarak dari jalan raya
dan kondisi transportasi. Kandungan timbal lebih banyak ditemukan pada
permukaan tanah sampai beberapa cm di bawahnya.
Kandungan timbal di
tanah yang belum
diolah 6-20 ppm, dan pada tanah yang
sudah diolah mencapai 300 ppm. Logam berat, seperti
timbal, di dalam tanah ditemukan juga
dalam bentuk ion. Logam
yang tidak terikat dengan senyawa kompleks bersifat
larut dan relatif
tersedia bagi tanaman. Adanya senyawa organik di
dalam tanah dapat mengikat logam menjadi senyawa kompleks sehingga
dapat mengurangi bahaya akumulasi logam
didalam tanaman (Stevenson, 1982 dalam Shiela, 1994).
d)
Dalam Bahan Pangan
Bahan pangan yang dikonsumsi manusia juga mengandung timbal
secara alami. Pada ikan dan binatang
lain yang mengandung timbal 0,2-2,5 mg/kg, pada daging atau telur
mengandung timbal sebesar
0-0,37 mg/kg, padi-padian
mengandung timbal sebesar
0-1,39 mg/kg dan sayur-sayuran mengandung 0-1,3 mg/kg. Dengan demikian, maka kita perlu
memperhatikan menu makanan
yang dikonsumsi setiap hari. Indonesia mempunyai batas maksimum yang ditetapkan
oleh Dirjen POM dalam Surat Keputusan Dirjen POM
No. 03725/B/SK/VII/89 tentang
Batas Maksimum Cemaran Logam
dalam Makanan. Bahan makanan seperti susu dan
hasil olahannya kadar maksimum adalah 1,0 ppm,
untuk sayuran dan hasil
olahannya maksimum 2,0 ppm, untuk ikan
dan hasil olahannya maksimum
2,0 ppm, dan untuk
beberapa jenis bahan makanan lainnya.
2.
Bahaya Pb bagi manusia :
Timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan
kerusakan pada jaringan tubuh. Hal itu disebabkan karena senyawa timbal dapat
memberikan efek racun terhadap banyak fungsi organ yang terdapat dalam tubuh.
- Efek timbal dalam proses sintesa hemoglobin
Senyawa timbal yang terdapat dalam tubuh akan mengikat gugus
aktif dan enzim ALAD. Enzim ALAD merupakan enzim jenis sitoplasma yang akan
bereaksi secara aktif pada tahap awal sintesa dan selama sirkulasi sel darah
merah berlangsung. Sehingga dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
kadar ALAD dalam darah dan urine
2.
Meningkatkan
kadar protophorphirin dalam sel darah merah
3.
Memperpendek
umur sel darah merah
4.
Menurunkan
jumlah sel darah merah
5.
Menurunkan
kadar retikulosit (sel-sel darah merah yang masih muda)
- Efek timbal pada sistem syaraf
Pengaruh keracunan timbal dapat menimbulkan kerusakan otak
dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak. Sebagai akibat dari
keracunan timbal adalah epilepsy, halusinasi, kerusakan pada otak besar, dan
delirium (sejenis penyakit gula).
- Efek timbal terhadap sistem urinaria
Timbal yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam aliran
darah. Ikut sertanya senyawa timbal yang terlarut dalam darah ke sistem
urinaria dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal.
Kerusakan yang terjadi disebabkan terbentuknya intranuclear inclusion bodies
yang disertai dengan membentuk amnociduria (terjadinya kelebihan asam amino
dalam urine).
- Efek timbal terhadap sistem reproduksi
Efek pada sistem reproduksi dapat berupa gangguan produksi
sperma, peningkatan resiko keguguran, kehamilan preterm, penurunan umur
gestasi, berat lahir rendah dan gangguan perkembangan neurologi.
- Efek timbal terhadap jantung
Timbal yang masuk ke dalam tubuh juga dapar merusak organ
jantung. Namun sejauh ini perubahan otot jantung sebagai akibat dari keracunan
timbal baru ditemukan pada anak-anak. Perubahan tersebut dapat dilihat dari
ketidaknormalan EKG.
F. Upaya Pencegahan Penyebaran Pb
Menurut Umar Fahmi Achmad menyatakan pengendalian Pb yang
merupakan sebagian dari gas buang kendaran bermotor cukup sulit, karena cukup
banyak variable yang mempengaruhinya diantaranya cara mengemudi, ketaatan perawatan,
kemacetan, banyaknya kendaraan pribadi, dll. Untuk itu perlu dilakukan bebrapa pendekatan,
antara lain :
1. Pendekatan
Teknis
Timah hitam yang keluar dari knalpot berbentuk partikel yang
sangat halus, adanya polutan timbal (Pb) karena dalam bensin diberikan bahan
tambah berupa Pb (C2H5)4 yaitu Tetra EthilLead
(TEL) sebagai upaya untuk meningkatkan angka oktan. Partikel Pb dapat mencemari
tanaman pangan, dan bila hasil tanaman tersebut dikonsumsi manusia maka dapat
menyebabkan keracunan. Untuk menghilangkan polutan Pb dapat dilakukan secara
teknik, yaitu dengan mengendalikan bahan bakar yang akan digunakan oleh
kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilakukan dengan menggantikan TEL dengan anti
knocking yang lain yang tidak mengandung Pb. Mencari bahan
alternatif juga merupakan solusi yang banyak ditawarkan. Bahan bakar tersebut
dapat berupa bahan bakar gas (BBG).
Mobil listrik merupakan solusi program
langit biru yang paling tepat karena tidak menggunakan motor bakar sebagai
tenaga penggerak, melainkan motor listrik sehingga emisinya nol. Pada saat ini
mobil listrik bukan Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi secara massal dan
dijual pada pasar mobil.
2. Pendekatan planatologi, administrasi dan hukum
Pemerintah
mempunyai posisi yang paling srategis dalam upaya pengendalian pencemaran Pb
ini. Pemerintah dapat menyusun tata kota dan rambu lalu lintas
yang memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, dapat mengontrol kadar Pb
dan mengenakan sanksi atas pengendara yang melanggar. Menurut hasil uji emisi
kendaraan bermotor akhir juni 1996 di Jakarta selama 6 hari, sebanyak 60%
kendaraan bermotor telah
melampaui baku mutu emisi. Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk
mencegah dan menanggulangi akibat dari emisi gas kendaraan bermotor karena di
undang-undang telah disebutkan syarat-syarat kendaraan bermotor.
3. Pendekatan Edukasi
Upaya mengurangi Pb dalam udara
bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan tanggung jawab seluruh rakyat.
Untuk itu dapat dilakukan dngan cara :
a)
Memberikan informasi secara intensif kepada
masyarakat tentang dampak Pb Pada kesehatan dan lingkungan, serta bagaimana
cara mengatasinya. Dengan mengetahui
dampak tersebut diharapkan timbul
kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya mengatasinya.
b)
Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang
potensial menjadi penyebab meningkatnya
pencemaran Pb, seperti pengemudi, pemilik kendaraan bermotor, mekanik/teknisi yang melakukan perawatan kendaraan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
kehidupan, logam Pb sangat membantu dalam hal pemenuhan kehidupan manusia,
misal untuk pembuatan baterai, bahan bakar kendaraan sebagai penghantar listrik
dll. Namun kurangnya kebijakan manusia dalam menggunakannya secara rasional
membuat Pb sangat berbahaya di alam yang akhirnya juga mengganggu kehidupan manusia
itu sendiri, karena Pencemaran
Pb di berasal dari gas buang kendaraan bermotor, dimana zat tersebut berdampak
sangat berbahaya bagi kesehatan.
Untuk
mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan teknis
yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan
bakar alternatif. Pemerintah mempunyai posisi strategis untuk melakukan
pendekatan Planatologi,
administrasi
dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan pertaatan dan cara
mengemudikan yang baik dan benar dapat
dilakukan pendekatan edukatif.
B. Saran
Penyusun menyarankan agar
mahasiswa dapat lebih bermawas diri terhadap pencemaran Pb di lingkungan
sekitar dengan banyak membaca buku, artikel, jurnal, literatur dam berbagai
informasi tentang bahaya Pb di lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Soemirat,
Juli. 2003. Toksikologi Lingkungan.
Bandung: Gadjsh Mada University press
Darmono.
2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran.
Jakarta: penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Fardiaz,
Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara.
Bogor: penerbit Kanisius
http://pianhervian.wordpress.com/2010/12/27/efek-toksisitas-logam-berat-timbal-pb-merkuri-hg-kadmium-cd/
hhttp://blog2.tp.ac.id/bayurenggacendymardana/2013/01/02/unsur-timbal-pb/ttp://wahyuadirama.blogspot.com/2011/01/mewaspadai-dampak-bahan-pencemar-timbal.html
Wah.. makalah nih hehe. Dulu iya bikin blog untuk naro tugas kuliah. Supaya aman dan tak lekang waktu🤭
BalasHapus