A Journey of Ayam Baradas
Ayam Baradas |
Owner Ayam Baradas
Tulisan ini adalah sepenggal cerita dari perjalanan hidup salah seorang enterpreuner di bidang kuliner. Nama lengkapnya adalah Joko Taruno, tapi sebut saja ia Sinchan atau biasa dipanggil Mas Sinchan karena tingkahnya yang mirip seperti tokoh animasi bernama Sinchan. Ia lahir di Jakarta, 23 Juli 1980 sebagai anak bungsu dari 9 bersaudara. Bapaknya bernama Sudarto Munadi (alm.), sedang Ibunya bernama Rukiyah.
Mas Sinchan menempuh pendidikan
perguruan tinggi di ISI (Institut Seni Indonesia) 2001 jurusan pertunjukan musik
dan lulus di tahun 2007. Semua berawal pada saat Mas Sinchan menginjak usia 25
tahun. Awalnya tidak pernah terbesit dibenaknya untuk menikah di usia muda,
karena menurutnya usia 25 tahun merupakan usia yang masih dini untuk menjajaki
bahtera pernikahan. Namun takdir berkata lain, bapaknya yang pada saat itu berusaha
untuk tetap membimbingnya, akhirnya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Asal Mula Membuka Usaha
Ia pun
berfikir untuk berubah menjadi sosok yang lebih baik dan berusaha untuk meninggalkan
kehidupan lamanya dengan cara menikah. Perempuan yang beruntung itu bernama Retno Fatmiyatun,
sosok wanita yang usianya lebih tua 2 tahun dari Mas Sinchan dan pintar
memasak. Syarat untuk menikahi Mba Retno ada 2 yaitu KKN dan memiliki
penghasilan. Mas Sinchan yang notabene masih kuliah semester akhir, maka yang
terbesit untuk dijadikan usaha olehnya adalah angkringan.
Angkringan yang ia buka berada di dalam wilayah
kampus ISI. Sebenarnya tidak diperkenankan berjualan di dalam kampus, bahkan
Mas Sinchan sendiri tidak mengantongi surat ijin dari pihak kampus untuk
membuka angkringan di dalam kampus. Hanya saja, karena dilihat yang menjual
adalah salah satu mahasiswa ISI, selain itu juga sangat membantu mahasiswa
lainnya pada saat beraktivitas, maka dari pihak kampus pun tidak mempermasalahkan.
Oleh karena itu, angkringan Mas Sinchan merupakan angkringan yang paling
fenomenal baik dari segi rasa, pelanggan, sampai pelayanan. Mengapa? Pertama,
rasa dari setiap menu yang disajikan memiliki khas tersendiri. Kedua, pelanggan
di angkringan Mas Sinchan sangat banyak dan beragam, mulai dari mahasiswa
sampai dosen ISI ada di sana.
Bahkan seniman-seniman sekelas Addie MS pun
pernah mampir ke angkringannya. Ketiga, tidak ada angkringan yang memberi
pelayanan orchestra secara live dan
gratis selain angkringan Mas Sinchan. Hal tersebut karena angkringannya berada
di lokasi yang strategis, yaitu sekitar pendopo pertunjukan musik dan pertunjukan
tari yang biasa digunakan oleh mahasiswa ISI dari berbagai jurusan. Dirasa angkringan dan KKN telah memenuhi syarat
untuk menikahi Mba Retno, akhirnya pada tahun 2006 Mas Sinchan resmi menikah
dengan Mba Retno.
Namun ujian kembali hadir, selang 2 minggu menikah, Daerah
Istimewa Yogyakarta dilanda gempa bumi dan angkringan Mas Sinchan pun ikut
hancur pada saat gempa berlangsung. Saat itu ia nekat membeli termos/box cooler untuk berjualan sebelum ada
orang yang membuat kantin kejujuran. Di dalam termos tersebut berisi teh, es
jeruk, air minum dalam kemasan, camilan, yang sudah diberi harga dan ia masukan ke
dalam box cooler.
Selain berjualan di kantin kejujuran, ia sempat memproduksi
kaos ISI, namun hal tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Segala
macam ia lakukan demi menafkahi keluarganya, seperti menjadi tentor bimbel
(bimbingan belajar) untuk calon mahasiswa ISI, dan mulai berwirausaha di bidang
kuliner dengan nama Retno Catering.
Baca juga: 4 Hal Penting Sebelum Memulai Usaha Kuliner
Hanya saja usaha catering tidak berjalan
mulus, karena kondisi sang istri pada saat itu sedang hamil muda dan kondisinya
sedang tidak memungkinkan untuk melakukan pekerjaan catering dalam pesanan
dengan jumlah banyak. Bahkan pada tahun 2007 dimana tahun terebut adalah tahun
kelahiran anak pertamanya (Najmun Nurlayla), ia nekat ke sebuah tempat pengkreditan
khusus alat-alat elektronik meminta 1 (satu) mesin cuci tanpa membawa dana
untuk membuka usaha laundry dengan nama Najmun Laundry.
Najmun Laundry pun
berjalan sukses dengan bermodalkan mesin cuci kreditan sampai memiliki 3 (tiga)
mesin cuci dan menjadi trend di sekitar rumahnya. Namun sayangnya lagi-lagi
nasib baik belum berpihak padanya. Secara perlahan Najmun Laundry berhenti karena
manajemen yang kurang baik dan semakin banyak pesanan di bisnis kuliner yang ia
lanjutkan setelah istri melalui proses persalinan dan menyusui. Mau tidak mau,
ia pun melepas Najmun Laundry agar Retno Catering dan GSS (Gerobak Susu Sinchan,
pengganti angkringan yang sempat rubuh pada waktu gempa 2006) tetap berjalan.
dok: Joko Taruno
Rupanya jiwa kewirausahaan di dalam diri Mas Sinchan
belum cukup puas dengan apa yang sudah ia miliki dari Retno Catering dan GSS.
Akhirnya ia kembali membuka bisnis yaitu Sinchan Rental Motor (SRM) dengan 15
motor operasional. Mungkin pada waktu itu Tuhan menegurnya, 8 dari 15 motor operasional yang dimiliki SRM hilang.
Akhirnya ia fokuskan untuk berwirausaha dibidang kuliner sambil merintis
sekolah musik bernama Talenta Harmoni.
Ayam Baradas
Setelah tragedi hilangnya 8 motor operasional SRM,
ia sempat kebingungan mau melanjutkan bisnis yang seperti apa. Suatu hari
temannya datang untuk mengajaknya menjadi salah seorang sales marketing di usaha milik temannya yang bernama Ayam Petasam
(Pedas Tanpa Sambel). Mendapat ide dari Ayam Petasam, ia bersama istri mencoba
membuat produk makanan yang khas dan iconic.
Pada waktu itu yang terbesit dibenaknya adalah walaupun masakan tersebut sudah
pedas, tapi kebiasaan orang-orang pada saat menyantap hidangan adalah nyocol sambel. Akhirnya di saat-saat
penuh berkah di bulan Ramadhan, singkatan baradas pun tercetus dari sang istri.
Kepanjangan dari Baradas adalah Bakar Rasa Pedas dengan slogan Pedasnya
Membara.
dok. Joko Taruno |
Awalnya Ayam Baradas dijual seharga Rp 10.000,-
dengan kemasan terbuat dari kardus/kotak makanan seperti biasanya. Menyadari
adanaya jenjang kelas konsumen, akhirnya ia menaikan harga Ayam Baradas dari Rp
10.000,- menjadi Rp 15.000,- dengan kemasan yang terbuat dari besek. Ide
menggunakan besek berawal dari edukasi lingkungan Walhi Yogyakarta pasca
bencana gempa 2006 tentang diet plastik.
Baca juga: Menu Olahan Makanan Selama Pandemi
Selain itu memang Mas Sinchan
merupakan tipikal orang yang senang akan hal-hal back to nature or traditional. Setelah itu Ayam Baradas mulai
banyak dikenal banyak orang, bahkan ada beberapa relasinya yang mulai ingin franchise
Ayam Baradas. Selain kemasan yang menarik, Mas Sinchan juga mulai
menyadari bahwa berwirausaha tidak perlu tempat. Di era yang modern seperti
saat ini, ia menggunakan sosial media sebagai media promosi Ayam Baradas.
Selain itu
ia juga menggunakan sistem jemput bola dengan mengirimkan beberapa besek Ayam
Baradas ke instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta secara gratis namun
tidak sekedar cuma-cuma, dalam artian diharapkan instansi-instansi tersebut
memesan Ayam Baradas entah pada waktu meeting
maupun kegiatan yang lainnya. Kadang juga ia berbagi ke anak-anak yatim berharap
doa mustajab mereka untuk Ayam Baradas. Beberapa kali juga pernah Ayam Baradas
menjadi sponsor untuk kegiatan sosial.
Salah satu kunci sukses Ayam Baradas adalah dengan
sistem menejemen yang baik, dan mempertahankan cita rasa dari brand Ayam
Baradas sendiri. Selain itu diperlukan juga reward
untuk pelanggan, semacam testimoni yang di upload di akun sosial media Ayam Baradas maupun sejenisnya.
Saat
ini, Ayam Baradas terus kebanjiran pesanan dari berbagai kalangan dan instansi
serta terus mengikuti pameran-pameran kuliner. Sedangkan Mas Sinchan sebagai owner dari Ayam Baradas dikaruniai 5
anak yaitu Najmun Nurlayla, Muh. Hamzah Jihad, Muh. Hasan Jihad, Muh. Ali
Jihad, dan Aqilah Qona’ah Dunya yang diperkirakan akan lahir pada tanggal 27
Desember 2014.
Sampai saat ini, moto hidup yang selalu ia pengang
selama berwirausaha adalah berusaha untuk menjadi manusia yang terbaik yaitu
manusia yang bisa bermanfaat untuk sesama. Ketika Allah menguji, harus timbul
rasa semakin senang, karena semakin sulit ujian yang diberikan berarti sebentar
lagi pertolongan Allah datang.
ini usahanya mbakkah? kok jadi pengen makan ayam baradas. btw kupikir ini td cerpen ternyata kisah asli ya hehe... keren from zero to hero
BalasHapusbukan, ini usaha temenku.... tapi semoga aja aku bisa menyusul berwirausaha seperti dia :)
HapusCerita ayam baradas membuat aku jadi lebih semangat untuk memulai suatu usaha, walau bukan usaha kuliner.. senang sekali bisa baca kisah inspiratif ini ❤
BalasHapussama-sama :)
HapusKetika Allah menguji, harus timbul rasa semakin senang, karena semakin sulit ujian yang diberikan berarti sebentar lagi pertolongan Allah datang...
BalasHapusmasyaAllah i like this quote...
Gimana cara ordernya mbak?
cara ordernya wapri mba, lokasi usahanya di Yogyakarta
HapusMasyaallah inspiratif sekali ceritanya. Semangatnya terbawa jadi pengen juga punya usaha. Belajar berwirausaha.
BalasHapussemangat mam, pasti bisa :)
HapusKeren sekali mas Sinchan ini. Perjuangannya penuh dengan kegagalan tapi akhirnya berbuah manis. Memang, untuk mencapai sesuatu terkadang harus beberapa langkah mundur supaya bisa meloncat lebih jauh. Ceritanya sangat menginspirasi sekali
BalasHapusMasya Allah, semoga mas Shinchan dan keluarga selalu di sehat dan dilimpahkan rezeqy ya, aamiin..
BalasHapusKisahnya sangat menginspirasi :)
Inspiring sekali mba, salut dengan ketabahan dan persistentnya jatuh bangun di dunia usaha. Terimakasih tulisannya mba, salam kenal ya :)
BalasHapussalam kenal juga kak, terima kasih sudah berkenan mampir :)
Hapuspengalaman bisnisnya luar biasa ya, jatuh bangun, gagal berkali kali sampai nemu yang emang jodohnya. sukses selalu ya mba buat mas sinchan. sekali kali pengen tau deh formula suksesnya apa, lumayan buat nambah ilmu bisnis rumahan saya, hehehe
BalasHapusboleh kapan2 aku tanyakan ke orangnya :)
HapusSenang ya kalo kita baca cerita org2 sukses di entepreneur
BalasHapus