Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Green Jobs: Peluang Lapangan Kerja Sanitarian di Era Milenial

Koaksi Indonesia
Green Jobs: Peluang Lapangan Kerja Sanitarian di Era Milenial

Stigma Pekerjaan untuk Sanitarian

Sewaktu saya akan memasuki bangku perguruan tinggi, saya mendapatkan informasi tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Khusus (PMBK) yang mana kata khusus disini maksudnya adalah pendaftar dipersilahkan untuk mendaftar menjadi mahasiswa pada perguruan tinggi hanya dengan mengirimkan nilai akademik selama masa Sekolah Menengah Atas tanpa harus mengikuti seleksi tulis.

Singkat cerita, ada tiga jurusan yang dibuka untuk pendaftaran jalur PMBK ini yaitu Perawat Gigi, Gizi, dan Kesehatan Lingkungan. Waktu itu saya ingin mendaftar di jurusan Gizi, tetapi karena hampir 90% teman-teman saya yang lainnya juga mendaftar di jurusan tersebut akhirnya saya memutuskan untuk memilih jurusan Kesehatan Lingkungan.

Saat mendaftar, saya pun merasa jurusan ini pasti akan membahas tentang kesehatan dan lingkungan secara spesifik. Hal itu pun terbukti ketika saya pada akhirnya menjadi mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan.

Hampir setiap hari kami belajar tentang Emisi, Toksikologi, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Sanitasi Makanan, Pemberdayaan Masyarakat, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Pengelolaan Sampah, Pemberantasan Serangga dan Vektor, serta masih banyak mata kuliah lainnya yang berkaitan dengan lingkungan.

Output jurusan sebagai ahli kesehatan lingkungan biasa dikenal dengan Sanitarian di dunia pendidikan dan lapangan pekerjaan. Tetapi sayangnya, ketika membahas dunia pekerjaan seorang Sanitarian, ada satu hal yang kerap kali saya dengar semasa kuliah dan mengganjal pikiran saya yaitu:

"Masih banyak pihak tertentu yang hanya memandang bahwa dunia pekerjaan untuk seorang Sanitarian adalah menjadi abdi negara ataupun karyawan di sebuah lapangan pekerjaan, baik itu di lingkungan pemerintah maupun swasta seperti rumah sakit ataupun perusahaan."

Jika berhasil menjadi abdi negara, masih banyak orang yang berpendapat bahwa mahasiswa jurusan Kesehatan Lingkungan yang sudah lulus ini dianggap sukses. Sebenarnya tidak mengapa jika yang menjalaninya menyukai pekerjaan tersebut dan sesuai dengan passion-nya.

Tetapi yang menjadi keresahan adalah ketika ada mahasiswa jurusan Kesehatan Lingkungan yang tidak ingin menjadi abdi negara. Stigma ini kemudian membuat mahasiswa tersebut merasa minder dan tidak dianggap sukses. Padahal belum tentu.

Terlebih jika semakin banyak orang yang sadar, sesungguhnya peluang kerja untuk seorang Sanitarian sangatlah banyak apalagi di era milenial saat ini. Seperti kegiatan yang saya ikuti pada Selasa, 9 Februari 2021 bersama Komunitas ISB dengan tema “Memahami Green Jobs dan Peluangnya di Indonesia” mengundang Siti Koiromah selaku pemateri dan periset Koaksi Indonesia salah satu organisasi nirlaba yang bergerak terkait isu-isu pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Bank Sampah
Contoh Sumber Daya yang Bisa Dijadikan Peluang Green Jobs

Apa itu Green Jobs?

Pemateri menyampaikan bahwa Green Jobs merupakan pekerjaan yang dikhususkan untuk melestarikan lingkungan baik di sektor tradisional ataupun sektor energi ramah lingkungan. Jadi, Green Jobs tidak selalu identik dengan bercocok tanam, tetapi makna hijau di sini adalah mengelola lingkungan agar tetap lestari sehingga dapat berkelanjutan untuk generasi yang akan datang.

Beberapa contoh Green Jobs yang dapat kita temukan di era milenial adalah menjadi Ecopreneur misal Organic Food Preneur. Eco Design Architect berkaitan dengan green construction. Eco Fashionpreneur berkaitan dengan prinsip waste management.

Electric Car Technician, Energy Startup, dan Solar Panel Technician berhubungan dengan konsep energy efficiency, low carbon efficiency, and renewable energy. Urban Farmer berkaitan dengan agriculture and forestry.

Peluang Green Jobs di Indonesia

Sebagai negeri di iklim tropis, tentu Indonesia sangat berpotensi memaksimalkan peluang Green Jobs di beberapa sektor karena di dukung oleh sumber daya alam yang berlimpah seperti panas bumi, hidropower, bioenergi, perairan, serta energi terbarukan lainnya. Bahkan Koaksi Indonesia memiliki data yang cukup lengkap akan hal ini seperti berikut di bawah ini:

Mereka Sudah Membuktikannya, Sekarang Giliran Kita!

Di Indonesia sudah banyak yang membuktikannya, salah satunya adalah dosen saya sewaktu kuliah yaitu Bapak Bambang Suwerda, pencetus gerakan menabung sampah di Bank Sampah. Selain mengajar mata kuliah pengelolaan sampah, beliau juga mendirikan Bank Sampah Gemah Ripah (Bank Sampah pertama di Indonesia) yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta.

Menjadi Ecopreneur apalagi mengelola sampah bukanlah perkara yang mudah, tetapi dengan ketekunan dan kegigihannya, beliau mampu menjadikan gerakan ini sebagai salah satu alternatif menyelesaikan permasalahan sampah yang tak pernah kunjung usai. Bahkan gerakan tersebut di adaptasi oleh dr. Gamal Albinsaid menjadi sebuah gerakan sosial dibidang kedokteran.

dr. Gamal Albinsaid mengembangkan gerakan tersebut di Malang menjadi sebuah klinik asuransi kesehatan yang biaya preminya bisa dibayar dengan menabung sampah. Artinya klinik ini memang ditujukan untuk menolong warga yang sakit atau membutuhkan layanan kesehatan namun tidak cukup mampu untuk membayar biaya pelayanan kesehatan tersebut.

Selain itu dibidang Green Jobs lainnya dalam hal agriculture and foresty ada Abdul Choliq seorang santri yang juga lulusan Matematika Universitas Indonesia yang memilih berkarir dibidang Ecopreneur dengan mendirikan Sayuran Pagi. Bahkan Sayuran Pagi terlahir dan berasal dari keresahannya yang ingin berkontribusi untuk memajukan bidang pertanian di tempat kelahirannya.

Abdul Choliq
Abdul Choliq: Lulusan Matematika yang menjadi Ecopreneur

Abdul Choliq yang bukan lulusan sarjana pertanian membuktikan pada kita semua bahwa siapapun bisa menjadi bagian dari Green Jobs selama ia mau berusaha untuk mendukung dan melestarikan sumber daya atau energi terbarukan yang berkeadilan, inklusif, dan berkelanjutan. Mereka saja bisa, apalagi Sanitarian ataupun jurusan lainnya yang telah memiliki dasar ilmu pengetahuan terkait pengelolaan lingkungan, betul apa betul?

Nah, itu dia ulasan tentang Green Jobs: peluang lapangan kerja sanitariandi era milenial yang bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Sekarang saatnya giliran kita mulai berpikiran lebih luas dan inovatif untuk menyelesaikan permasalahan terkait lingkungan dari hal yang paling kecil dan paling dekat di sekitar kita.

Mulai detik ini pula kita harus mengubah mindset bukan lagi mencari pekerjaan tetapi berani untuk memulai menciptakan lapangan kerja terutama lapangan kerja yang berkaitan dengan Green JobsSekian, semoga ulasan ini bermanfaat. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar :)

Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

4 komentar untuk "Green Jobs: Peluang Lapangan Kerja Sanitarian di Era Milenial"

  1. Aku baru tau nih apa itu Green Jobs, hihi.. Ternyata memang ngebantu sekali buat pelestarian lingkungan ya, bu.

    Dan begitu mulianya gerakan kliniknya dr. Gamal Albinsaid yg benar-benar memanfaatkan sampah.

    Semoga ke depannya Green Jobs makin dikenal masyarakat khususnya anak muda.

    BalasHapus
  2. Setelah banyak baca tentang Green jobs jadi mulai ada gambaran dan tahu jenis pekerjaan yang brekecimpung di dalamnya. Dan karena selama ini kurang tahu, ternyata orang-orang disekitar pun bekerja dan berperan penting green jobs ini :)

    BalasHapus
  3. Mantap sih kalau green jobs mulai banyak yang melirik, bis ajadi langkah yang baik untuk menyelamatkan bumi tercinta

    BalasHapus
  4. Aku nostalgia mbak bacanya. Aku juga mempelajari lingkungan soalnya waktu kuliah. Meski sekarang dah nggak berkecimpung di dunia K3L, rasanya pingin mulai lagi buat care sama lingkungan mulai dari rumah. Dulu waktu jobdesnya handle lingkungan, orang-orang nggak begitu peduli. Sekarang ikut seneng mulai banyak green job yang inspiratif ;)

    BalasHapus