Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Pengertian dan Istilah dalam Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad

pengertian hadits ahad
Pengertian dan Istilah dalam Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad

Pembagian Hadits Berdasarkan Kuantitas Sanad

Sebelumnya saya telah menjelaskan dasar ilmu hadits di postingan pengertian dan Istilah yang terdapat dalam ilmu hadits. Dalam ilmu hadits, pembagian hadits berdasarkan kuantitas hadits dibagi menjadi dua yaitu hadits mutawatir dan hadits ahad. Apa perbedaan hadits mutawatir dan hadits ahad? Teman-teman bisa membacanya di artikel ini.

Apa Pengertian Hadits Mutawatir?

Secara bahasa berasal dari kata “tawatara” yang artinya berturut-turut. Secara istilah adalah hadits yang diriwayatkan oleh banyak periwayat yang menurut kebiasaannya mustahil mereka bersepakat untuk berdusta. Syaratnya minimal jumlah periwayat ada 10 orang dengan jumlah bilangan rawi tersebut ada di setiap tingkatan sanad yang mana para periwayat adalah orang yang mustahil untuk berdusta.

Sebuah hadits dapat dikatakan sebagai hadits mutawatir apabila sebagai berikut (contoh): Nabi SAW -> Sahabat (10 orang) -> Tabi’in (11 orang) -> Tabi’ Tabi’in (12 orang -> Ulama (11 orang). Jika salah satu periwayat kurang dari 10 orang disetiap tingkatan sanad, maka hadits tersebut tidak dapat disebut hadits mutawatir.

Hadits mutawatir disandarkan kepada panca indera seperti kami mendengar, melihat, merasakan dan sebagainya. Adapun jika sandarannya adalah akal pikiran seperti pendapat tentang alam ini baru (huduts) maka hadits tersebut bukan hadits mutawatir.

Hukum Hadits Mutawatir

Hadits mutawatir menunjukan pengetahuan yang pasti atau sesuatu yang meyakinkan, oleh karena itu hadits mutawatir seluruhnya diterima tidak perlu dikaji lagi mengenai kondisi para periwayatnya.

Pembagian Hadits Mutawatir

Hadits mutawattir dibagi menjadi dua yaitu mutawatir lafdzi dan maknawi. Hadits mutawatir lafdzi adalah hadits yang lafadz serta maknanya bersifat mutawatir.

Contoh Hadits Mutawatir Lafdzi

“Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklah dia mempersiapkan tempatnya di dalam api neraka” hadits ini telah diriwayatkan oleh lebih dari 70 orang sahabat.

Hadits mutawatir maknawi adalah hadits yang maknanya bersifat mutawatir, bukan lafadznya. Contoh hadits mutawatir maknawi adalah hadits tentang mengangkat kedua tangan ketika berdoa. Hadits ini berjumlah sekitar seratus dengan kasus-kasus yang berbeda-beda.

Kumpulan Kitab Hadits Mutawatir

Contoh kitab populer yang berkaitan dengan hadits mutawatir:

1. Al-Azhar al-Mutanatsirah fi-al-akhbar al-Mutawatirah karya al-Suyuti

2. Qathf al-Azhar karya al-Suyuti

2. Nazm al-Mutanatsir min al-hadits al-Mutawatir karya Muhammad bin Ja’far al-Kattani

Apa Itu Hadits Ahad?

Secara bahasa hadits ahad adalah satu (wahid). Khabar ahad adalah berita yang diriwayatkan oleh satu orang. Secara istilah adalah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits mutawatir. Hadits ahad dibagi menjadi tiga kelompok yaitu masyhur, aziz, dan gharib.

Apa Hukum Hadits Ahad?

Hukum hadits ahad adalah memberikan pengetahuan yang bersifat teori dan dalil (nadhari). Apakah hadits ahad bisa dijadikan hujjah dalam perkara aqidah? Lalu bolehkah kita mengamalkan hadits ahad? (Pertanyaan ini akan saya update nanti ya setelah ada jawaban dari pengajar).

Jenis Hadits Ahad Berdasarkan Kuantitasnya

Pengertian Hadits Masyhur

Hadits Masyhur adalah hadits yang tidak mencapai derajat mutawatir pada setiap tingkatannya dengan minimal ada tiga orang periwayat atau lebih (dapat juga disebut Hadits Masyhur Istilahi).

Hukum Hadits Masyhur

Hukum hadits masyhur tidak bisa disifati sebagai hadits shahih, tetapi diantara yang shahih ada pula hadits yang hasan ataupun yang dha’if. Namun jika hadits tersebut shahih, maka ia mempunyai keistimewaan jika dibandingkan hadits aziz ataupun gharib.

Pembagian Hadits Masyhur

Hadits Masyhur dibagi menjadi dua yaitu Masyhur Istilahi dan ghairu Istilahi. Untuk hadits masyhur ghairu Istilahi adalah hadits yang telah terkenal di kalangan kaum muslimin (ulama ahli hadits) tanpa adanya persyaratan yang dijadikan pedoman karena hadits tersebut hanya mempunyai satu sanad atau mempunyai lebih dari satu sanad, atau hadits tersebut pada dasarnya tidak mempunyai sanad.

Contoh Hadits Masyhur

jenis hadits ahad
Gambar: Materi PPT Sekolah Hadits El-Bukhari Institute

Kumpulan Kitab-Kitab Populer Terkait Hadits Masyhur

1. Al-Maqashid al-Hasanah fi Ma Isytahara ala al-Alsinati karya as-Sakhawi

2. Kasyfu al-Khafa’ wa Muzail al-Albas fi ma Isytahara min al-Hadits ala Alsinati al-Nas karya al-Ajluny

3. Tamyizut Tayyib min al-Khabits fi ma Yaduru ala Alsinati al-Nas min al-Hadits, karya Ibnu ad-Daiba’ Asy-Syaibany

Pengrtian Hadits Aziz

Secara bahasa diambil dari kata ‘azza-ya ‘izzu artinya jarang, sedikit, kuat, atau keras. Secara istilah hadits yang perawinya tidak kurang dari dua orang dalam semua tingkatan sanad. Jika tidak, maka tidak dapat disebut sebagai hadits aziz.

Baca juga: Rukun Islam

Pengertian Hadits Gharib

Secara Bahasa diambil dari kata musyabbahah yang artinya sendiri atau jauh dari teman-teman dekatnya. Secara istilah hadits gharib adalah hadits yang diriwayatkan oleh minimal satu orang periwayat dalam satu tingkatan sanad. Nama lainnya adalah hadits fardhu.

Pembagian Hadits Gharib

Hadits Gharib dibagi menjadi dua yaitu gharib mutlak atau fardhu mutlak dan gharib nisby atau fardhu nisby. Gharib mutlak atau fardhu nisby apabila tingkat hadits tersebut diriwayatkan oleh seorang rawi sendirian pada asal sanad (sahabat). Sedangkan gharib nisby atau fardhu nisby diriwayatkan oleh lebih dari satu rawi tetapi kemudian secara sendirian diriwayatkan oleh satu orang rawi.

Kumpulan Kitab Hadits Gharib

Contoh kitab yang memuat banyak hadits gharib yaitu kitab Musnad al-Bazzar dan kitab al-Mu’jam al-Ausath karya Imam at-Thabrani. Sedangkan yang populer ada Gharaibu Malik karya Imam ad-Daruquthni, Al-Afrad karya Imam ad-Daruquthni, As-Sunan allati Tafarrada bi Kulli Sanatin minha Ahlu Baldatin karya Imam Abi Daud As-Sijistani.

Nah, itu dia pengertian dan istilah-istilah yang terdapat pada hadits mutawatir dan hadits ahad. Ternyata mudah dan menarik untuk dipelajari lebih lanjut ya :) Sekian, silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar. Semoga ulasan ini bermanfaat. Untuk mendukung konten yang diproduksi di web ini, sangat berterima kasih apabila teman-teman memfollow blog ini ataupun melihat video berikut di bawah ini:


Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

3 komentar untuk "Pengertian dan Istilah dalam Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad"

  1. Baca postingan ini langsung ingat dengan zaman waktu saya masih kuliah dulu juga sempat belajar mengenai hadis. Cuma udah lama jadi rada lupa dengan ilmu hadis yang sudah saja pelajari. Nah, baca postingan ini baru meraaa tercerahkan kembali

    BalasHapus
  2. Saat smp, saya lumayan hapal banyak hadis hadis. Alhamdulilah masih ada yang di ingat hingga sekarang. Banyak sekali ya manfaat mengingat banyak hadis

    BalasHapus