Pengalaman Vaksin Astrazeneca untuk Pencegahan Virus Corona
Pengalaman Vaksin Astrazeneca untuk Pencegahan Virus Corona |
Akhirnya kali ini saya tulis juga pengalaman vaksin Astrazeneca yang sudah saya lakukan beberapa bulan lalu. Sebelumnya mau cerita dulu ya tentang awal mula saya saya mendapatkan vaksin ini.
Berburu Vaksin Covid-19
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa vaksin Covid 19 awalnya dikhususkan untuk tenaga kesehatan dan lansia. Oleh sebab itu, saya pun tidak terlalu berusaha untuk mencari cara agar segera divaksin.
Namun karena satu hal yang belum bisa saya jelaskan di sini tetapi insya Allah akan saya ulas dikemudian hari, akhirnya saya memutuskan untuk mencari cara agar bisa secepatnya mendapatkan vaksin.
Pengalaman Vaksin Covid Astrazeneca
Meski saya berburu vaksin Covid 19, namun saya berharap saya mendapatkan vaksin selain Sinovac karena satu hal yang belum bisa saya jelaskan di atas. Jadi setiap ada kesempatan untuk mendapatkan vaksin Covid 19, saya pun mencoba peruntungan saya dengan mengisi formulir online yang tersebar.
Saat itu vaksin Covid 19 tidak hanya untuk tenaga kesehatan dan juga lansia saja, tetapi tokoh agama, guru, dan abdi negara lainnya sudah mulai mendapati giliran vaksin Covid 19.
Pengalaman Cucuk Vaksin Astrazeneca
Suatu hari, saya berbincang-bincang dengan salah satu teman almarhum ayah yang juga seorang guru mengaji di wilayahnya. Beliau bilang bahwa beliau sudah di vaksin melalui kategori atau jalur tokoh agama. Kebetulan saya membantu orang tua saya untuk mengurus masjid yang ada di dekat rumah kami.
Akhirnya saya mencoba menghubungi Puskesmas setempat dan bertanya prosedur untuk pengurus masjid agar mendapatkan kuota untuk vaksin Covid 19. Bertanya dan berkonsultasi dengan petugas, sampailah dititik saya diminta untuk menginput data pengurus masjid yang akan menerima vaksin Covid 19 melalui kategori tokoh agama di Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Waktu itu data penerima vaksin Covid 19 di update setiap kurang lebih 7-14 hari. Alhamdulillah sewaktu Ramadan, nama saya beserta pengurus masjid yang kami kelola pun akhirnya masuk dalam data tersebut. Saya pun kembali menghubungi petugas Puskesmas setempat dan dipersilahkan untuk langsung saja ke Puskesmas terdekat.
Uniknya lagi, ketika saya mendapatkan kuota vaksin Covid 19 dari Puskesmas, saya juga mendapatkan kuota vaksid Covid 19 melalui Kemenparekraf karena saat ini saya mengelola Komunitas Ibuku Content Creator yang bergerak dalam industri ekonomi kreatif yang dilaksanakan di Gelora Bung Karno dengan vaksin Astrazeneca.
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk menerima vaksin Covid 19 yang lebih dekat dari rumah saja yaitu di Puskesmas. Selain itu, saya juga sudah mengkonfirmasi pada suami yang sebelumnya telah di vaksin di Puskesmas dan mendapatkan vaksin Astrazeneca di Puskesmas yang sama. Oleh karena itu saya tidak bisa berbagi pengalaman vaksin di GBK.
Namun karena beberapa minggu sebelumnya saya melakukan vaksin Meningitis, maka saya diminta oleh dokter saya untuk tidak mendapatkan vaksin Covid 19 terlebih dulu hingga rentang waktu 1 bulan. Oleh sebab itu saya pun menunda untuk vaksin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Pengalaman Vaksin Astrazeneca
Hari itu saya sudah bersiap dari pagi untuk vaksin bersama pengurus masjid yang lainnya. Kami pergi ke Puskesmas membawa surat pengantar dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan juga KTP.
Alhamdulillah saat itu vaksin telah diberlakukan untuk masyarakat umum, sehingga sebenarnya jika kami tidak membawa surat pengantar pun sebenarnya tidak masalah namun karena kami membawa surat pengantar dari DMI, maka kami mendapatkan prioritas untuk segera di vaksin.
Pengalaman Ambil Vaksin Astrazeneca
Sebelum di vaksin, saya mengisi formulir terlebih dulu dan dilakukan pengecekan kesehatan. Alhamdulillah prosesnya tidak lama karena tidak mengantri pula jadi setelah disuntik, kami pun hanya diminta untuk menunggu untuk dilihat apakah ada reaksi seperti alergi atau tidak.
Pengalaman Efek Samping Vaksin Astrazeneca
Sebelum pulang kami diberi surat keterangan vaksin, jadwal vaksin kedua dan juga obat Paracetamol apabila terjadi demam atau sakit kepala efek vaksin. Sebenarnya ketika menunggu obat saya sudah merasa ngilu dibagian tulang punggung. Tetapi saya merasa itu hanya perasaan saja karena saya merasa tidak demam.
Akhirnya saya pun meminta suami untuk berjalan-jalan keluar rumah sebentar agar tidak terlalu merasakan ngilunya. Namun sesampainya di rumah, baru lah saya merasa meriang, demam, dan sakit kepala. Badan saya rasanya ngilu sekali saya sampai menangis menahan sakit.
Alhamdulillah suami menolong dan langsung meminta saya untuk meminum obat yang diberikan oleh petugas Puskesmas. Obat tersebut mengandung Paracetamol. Setelah meminum obat tersebut, saya pun akhirnya bisa tidur meskipun rasanya badan masih kurang enak.
Ketika Paracetamol habis dan saya masih merasa agak demam dan sakit kepala, untungnya di rumah ada Saridon yang juga mengandung Paracetamol, jadi saya pun berangsur-angsur baik. Efek dari vaksin Astrazeneca yang saya alami hanya berkisar 3-4 hari. Setelah itu badan saya kembali membaik.
Meski sudah divaksin, saya tetap menjaga protokol kesehatan di era pandemi dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan serta meminimalisir keluar rumah. Nah itu dia ulasan saya tentang Pengalaman di Vaksin Astrazeneca untuk Pencegahan Virus Corona.
Pengalaman suntik vaksin Astrazeneca yang pertama ini memang membuat saya tidak enak badan, tetapi setelahnya alhamdulillah saya baik-baik saja. Jangan takut di vaksin ya, karena vaksin dapat membentuk herd immunity agar dapat menurunkan kasus Covid-19 sehingga pandemi pun lekas usai. Sekian, semoga ulasan ini bermanfaat. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar :)
Baru besok mau vaksin, gak tau deh jenis apa. Paling penting kita udah mencoba untuk meningkatkan imunitas. Semoga Indonesia kembali sehat :D
BalasHapusSaya udah vaksin yang ke 1 dan ke 2. Kebetulan Vaksin Astrazeneca. Vaksin pertama demam, plus badan nggak enak banget pokoknya. Tapi yang vaksin ke 2 badan baik-baik saja, nggak ada efeknya.
BalasHapusSemoga Indonesia lekas membaik dan kembali normal. Semoga ibu kafa sekeluarga sehat selalu ya ..
BalasHapus