Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Cara Menulis Buku untuk Diterbitkan Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Cara Menulis Buku untuk Diterbitkan Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Cara Menulis Buku untuk Diterbitkan Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Cara Menulis Buku untuk Diterbitkan

Sebagai orang yang menyukai dunia literasi dan ternyata memiliki bakat liguistik secara genetik, ini adalah pengalaman saya terkait cara menulis buku untuk diterbitkan. Tentunya dengan adanya minat dan bakat ini, kita memiliki impian untuk memiliki buku baik bersama-sama (antologi) maupun buku yang ditulis sendiri.

Sebelum kita fokus memilih ide dan konsep, outline atau kerangka naskah, materi pendukung, mulai membuat drafting dan target durasi kepenulisan, berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa cara menulis buku untuk diterbitkan sebagai berikut:

Teruslah Menulis

Dimana pun kita berada, tips dan trik pertama untuk menerbitkan sebuah buku adalah dengan teruslah berlatih menulis. Entah itu menulis daily jurnal, menulis status. Jika ingin menjadi penulis, maka jangan menjadi editor.

Tulis saja apapun meskipun nantinya naskah tersebut banyak yang harus diperbaiki. Karena biasanya jika kita menjadi editor, maka baru menulis sedikit, hapus. Satu kalimat, hapus. Karena merasa tidak sreg, padahal itu nantinya akan menjadi tugas editor.

Berani Mengambil Kesempatan

Cara menulis buku untuk diterbitkan yang kedua adalah berani mencoba mengikuti perlombaan maupun pelatihan menulis yang mengharuskan kita mengirimkan sebuah tulisan.

Sepengalaman saya, dulu saya terlalu insecure dengan diri saya sendiri. Sehingga ketika ada kesempatan lomba resensi buku, saya tolak untuk tawaran tersebut karena takut gagal.

Saya baru berani mengikuti perlombaan menulis saat kuliah semester satu. Saat itu dosen mata kuliah Bahasa Indonesia mendukung minat saya dengan memberikan masukan dan bahan bacaan hingga naskah saya masuk kelima besar best essai pada perlombaan tersebut.

Namun karena tidak menjadi juara, lagi-lagi saya insecure padahal seharusnya tidak boleh begitu.

Tidak mengenal usia, akhirnya saat ada kesempatan pelatihan menulis, saya pun mengikuti kelas tersebut meskipun saat itu saya sedang hamil usia kandungan 8 bulan.  Silahkan baca: Perjalanan Menulis Bersama Kafa.

Saat itulah pertama kalinya saya mendapati bahwa tulisan saya lolos dan terpublish di media online. Namun karena proses biologis perempuan, saya mencoba beradaptasi untuk menjadi orang tua baru dan kembali lagi vakum menulis.

Setelah putra saya lahir dan berusaha 6 bulan, saya memutuskan kembali menekuni dunia tulis-menulis saat ada e-flyer Find the Author in You "Tuliskan Ceritamu Jadi Buku" dari Jogja International Writing Academy (JIWA) yang membuka pelatihan menulis bersama secara gratis.

Di kelas menulis buku antologi ini lah saya bertemu dengan editor sekaligus mentor pertama kali yang merombak tulisan saya yang awalnya bersifat daily journal menjadi tulisan populer yang layak dibukukan. Buku antologi tersebut akhirnya rilis dengan judul Menyongsong Society 5.0.

Kemudian kesempatan yang saya ambil berikutnya adalah mengikuti seleksi pelatihan menulis pada kegiatan Women Writer's Conference. Setelah pelatihan tersebut, proses menulis yang saya lakukan menjadi lebih berkembang dengan diterimanya beberapa tulisan saya di media online seperti Mubadalah.id, Islami.co, NU Online, Alif.id, Hidayatuna.com, Iqra.id, Bincang Muslimah.com.

Start to Writing A Book with The Community

Karena saya masuk menjadi kontributor di Mubadalah.id, maka ada banyak pelatihan menulis yang saya ikuti dan berbuah menjadi karya yang dibukukan seperti Buku Antologi Alam Semesta Rumah Kita (2022), dan Narasi Keadilan Ekologi (2021), Muslimah Reformis (2021), Parenting (B)ala-(B)ala (2022), Ragam Cerita Ibuku si Content Creator (Coming Soon).

Menulis bersama komunitas menjadi salah satu tips dan trik untuk memulai menulis buku tersendiri bagi pemula. Hal ini dikarenakan jika langsung menjadi penulis dalam sebuah buku untuk pemula akan sangat berat karena ada banyak halaman buku yang harus kita isi menjadi sebuah karya sastra.

Namun dengan menulis bersama-sama, halaman tersebut akan kita bagi bersama dengan banyak penulis lain sehingga tidak memberatkan kita yang pemula. Jadi, teman-teman dari Scholars Jatim bisa banget nih habis ini memulai membuat buku antologi bersama-sama misal seputar pengalaman mencari beasiswa.

Berjejaring dengan Penerbit, Percetakan, dan Editor

Tips terakhir yang bisa saya sampaikan pada sesi kali ini adalah dengan memulai menjalin komunikasi dengan penerbit, percetakan dan editor. Apalagi saat ini sudah banyak jasa penerbitan dan percetakan yang bisa menerbitkan buku walau hanya satu eksemplar.

Nah, semoga pengalaman, tips dan trik, serta hal lainnya seputar cara menulis buku untuk diterbitkan bagi pemula berdasarkan pengalaman pribadi dapat bermanfaat untuk teman-teman Scholars Jatim dan teman-teman pembaca.

Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

1 komentar untuk "Cara Menulis Buku untuk Diterbitkan Berdasarkan Pengalaman Pribadi"