Sejarah Kubah Masjid dan Perkembangannya Kini di Indonesia
Sejarah Kubah Masjid dan Perkembangannya Kini di Indonesia |
Sejarah Kubah Masjid
Berbicara tentang masjid, ada ciri khas tersendiri yang identik dengan bangunan yang pada akhirnya di sebut sebagai masjid tempat beribadah umat Islam yaitu kubah masjid. Usut punya usut, ternyata sejarah kubah masjid sendiri bukan berasal dari bangsa Arab melainkan dari peradaban bangsa Romawi.
Sejarah Kubah Masjid dan Perkembangannya Kini di Indonesia
Pada zaman tersebut, kubah biasa digunakan untuk bangunan-bangunan berupa kuil tempat pemujaan para dewa bangsa Romawi karena dengan menggunakan bentuk kubah yang menyerupai bola, maka tempat peribadatan tesebut tidak memerlukan tiang penyangga untuk kubah. Karena tidak ada tiang penyangga ini, maka luas bangunan di dalamnya pun terasa lebih luas.
Baca juga: Pengalaman Beribadah di Masjid Nabawi Madinah
Akhirnya inovasi bangunan dengan kubah ini terus dikembangkan hingga zaman Byzantium dan terus digunakan untuk bangunan gereja pada tahun 532 dalam pembangunan katedral Hagia Sophia. Selanjutnya pada era Kesultanan Islam Ottoman bangunan katedral Hagia Sophia menginspirasi arsitektur Islam (Manar Sinan) untuk pembuatan masjid.
Masjid pertama yang menggunakan arsitektur kubah adalah Masjid Qubbat as-Sakhrah atau Masjid Kubah Batu yang dikenal dengan istilah Dome of the Rock yang berlokasi di komplek al-Haram asy-Syarif Masjid al-Aqsa Kota Yerusalem dan dibangun saat era kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.
Di dalam Islam sendiri, desain arsitektur kubah ini sangat bermanfaat untuk kesempurnaan shaf salat di masjid karena tidak ada tiang di dalam bangunan yang memisahkan barisan antar jama’ah. Penggunaan kata kubah sendiri berasal dari bahasa Suria yaitu qubba yang berarti bangunan setengah lingkaran.
Saat ini ada beragam model kubah masjid yang didesain dengan tiga produk unggulan yaitu kubah Titanium Gold, kubah Enamel, dan kubah Galvalum.
Kubah Titanium Gold
Kubah Titanium Gold adalah kubah berbahan Stainless Steel 304 Gold yang mengandung Chromium 8%, Nickel 8%, dan Nitrogen. Rangkanya terdiri dari rangka primer Pipa Gavalnis, System Rangka Double Frame, dan Rangka Pendukung Hollow.
PT. Anugerah Kubah Indonesia atau dikenal dengan merk Qoobah men jual kubah masjid dengan atap kubah yang terbuat dari plat Titanium 0.5 mm dengan finishing coating Stainless Steel 304 warna Gold dengan metode PVD Coating dan bergaransi selama 5 tahun yang juga disertai dengan penangkal petir.
Kubah Enamel
Selanjutnya adalah kubah Enamel yang beratapkan plat baja putih dan dilapisi cat enamel yang mengandung porselen sehingga permukaan kubah nampak mengkilap halus tanpa pori, lebih keras, tahan cuaca, antikorosif, dan mudah dibersihkan serta hiasan ujung kubah bagian luar bahan dapat diberi galvalume warna gold atau custom dan tentunya disertai penangkal petir.
Untuk mengetahui harga kubah masjid dengan model kubah Enamel ini, teman-teman bisa mencari tahu di nomor WA 081333735000.
Kubah Galvalum
Terakhir adalah kubah Galvalum yang terbuat dari kombinasi besi baja yang dilapisi Alumunium 55%, Seng 43,5%, Silikon 1.5% dengan komponen pengecatan menggunakan Epoxy dan Cat PU 2 Komponen yang digaransi dapat dicat ulang jika memesan di PT. Anugerah Kubah Indonesia kontraktor kubah masjid terbaik di Indonesia.
Nah, itu dia ulasan tentang Sejarah Kubah Masjid dan Perkembangannya Kini di Indonesia. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Sejarah Kubah Masjid dan Perkembangannya Kini di Indonesia"
Mohon berkomentar yang bijak dan tidak menyisipkan link apapun ke dalam komentar karena dianggap spam. Terima kasih, ditunggu kembali kunjungannya :)